Hello Sobat Sederhana, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah “auditor”. Auditor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau audit pada suatu organisasi atau perusahaan untuk menilai keuangan dan sistem pengendalian internya. Salah satu teknik yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit adalah penyampelan audit. Di dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara sederhana dan kompleks yang dapat dilakukan oleh auditor dalam melakukan penyampelan audit.
Apa itu Penyampelan Audit?
Sebelum membahas mengenai cara penyampelan audit, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu penyampelan audit. Penyampelan audit adalah teknik pengambilan sampel secara acak dari populasi data atau dokumen yang akan diperiksa oleh auditor. Tujuan dari penyampelan audit adalah untuk mengetahui kesalahan atau kekeliruan yang terdapat pada suatu bagian dari data atau dokumen tersebut.
Penyampelan audit dapat dilakukan dengan cara sederhana atau kompleks. Berikut adalah penjelasan mengenai cara penyampelan audit yang dapat dilakukan oleh auditor.
Cara Sederhana untuk Melakukan Penyampelan Audit
Cara sederhana yang dapat dilakukan oleh auditor dalam melakukan penyampelan audit adalah dengan menggunakan teknik “haphazard sampling” atau pengambilan sampel acak. Teknik ini dilakukan dengan cara memilih sampel secara acak tanpa adanya pertimbangan tertentu.
Secara umum, teknik pengambilan sampel acak ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
No |
Langkah-langkah |
---|---|
1 |
Tentukan jumlah sampel yang akan diambil |
2 |
Tentukan populasi data atau dokumen yang akan diambil sampelnya |
3 |
Lakukan pengambilan sampel secara acak |
4 |
Analisis hasil pengambilan sampel |
5 |
Lakukan tindakan berdasarkan hasil analisis sampel |
Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak, auditor dapat meminimalisir kesalahan dan kekeliruan dalam penyampelan audit.
Cara Kompleks untuk Melakukan Penyampelan Audit
Selain melakukan penyampelan audit dengan cara sederhana, auditor juga dapat melakukan penyampelan audit dengan cara yang lebih kompleks. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah “stratified sampling” atau pengambilan sampel bertingkat.
Teknik pengambilan sampel bertingkat dilakukan dengan cara membagi populasi data atau dokumen ke dalam beberapa kelompok yang homogen, kemudian dilakukan pengambilan sampel acak dari masing-masing kelompok tersebut. Teknik ini lebih efektif daripada hanya menggunakan teknik pengambilan sampel acak, terutama pada populasi data atau dokumen yang heterogen.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel bertingkat:
No |
Langkah-langkah |
---|---|
1 |
Identifikasi populasi data atau dokumen yang akan diperiksa |
2 |
Tentukan kriteria yang digunakan untuk membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen |
3 |
Bagi populasi menjadi beberapa kelompok |
4 |
Tentukan jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing kelompok |
5 |
Lakukan pengambilan sampel secara acak dari masing-masing kelompok |
6 |
Analisis hasil pengambilan sampel |
7 |
Lakukan tindakan berdasarkan hasil analisis sampel |
FAQ
Apa itu teknik pengambilan sampel acak?
Teknik pengambilan sampel acak adalah teknik pengambilan sampel secara acak dari populasi data atau dokumen yang akan diperiksa oleh auditor.
Apa itu teknik pengambilan sampel bertingkat?
Teknik pengambilan sampel bertingkat adalah teknik pengambilan sampel dengan membagi populasi data atau dokumen ke dalam beberapa kelompok yang homogen, kemudian dilakukan pengambilan sampel acak dari masing-masing kelompok tersebut.
Manakah yang lebih efektif, teknik pengambilan sampel acak atau pengambilan sampel bertingkat?
Keduanya sama-sama efektif, tergantung pada populasi data atau dokumen yang akan diperiksa. Jika populasi data atau dokumen homogen, maka teknik pengambilan sampel acak sudah cukup efektif, namun jika populasi data atau dokumen heterogen, teknik pengambilan sampel bertingkat lebih disarankan.
Kesimpulan
Dalam melakukan penyampelan audit, auditor dapat menggunakan teknik pengambilan sampel acak atau pengambilan sampel bertingkat. Keduanya sama-sama efektif, tergantung pada populasi data atau dokumen yang akan diperiksa. Dengan melakukan penyampelan audit dengan cara yang benar, auditor dapat menemukan kesalahan atau kekeliruan pada suatu bagian dari data atau dokumen tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai.